Konferensi Perempuan Indonesia Online dilaksanakan pada tanggal 20-22 Desember 2023 dan disiarkan melalui streaming youtube. Pada acara pembukaan, dipandu oleh Mbak Ricca sebagai MC, sambutan leader Kampung Komunitas, Mbak Syafiah dan dibuka secara resmi oleh Ibu Septi Peni Wulandani. Selama tiga hari, Konferensi Perempuan Indonesia Online menghadirkan 10 narasumber dari berbagai bidang dan latar belakang. Para narasumber akan didampingi oleh para perajut makna dalam berdiskusi dengan para peserta Konferensi Perempuan Indonesia Online.
Hari Pertama
Sesi perdana di hari pertama konferensi adalah tentang Aku dan Diriku yang disampaikan oleh Mbak Ara Kusuma dan Mbak Wening Prihapsari sebagai perajut makna. Mbak Ara sebagai gambaran anak muda yang sukses dengan project-project yang berdampak bagi masyarakat karena adanya support system dari keluarga dan eksternal. Bagaimana bisa sukses di usia yang masih muda? Beliau menceritakan bahwa dengan menguatkan akar diri, fokus pada kekuatan diri dan jaringan serta meningkatkan empati, kreativitas, inovasi dan kolaborasi dalam menyelesaikan permasalahan di masyarakat. Value yang harus dipegang adalah iman, akhlak, adab, dan bicara. Menurutnya, jati diri tak harus dicari, ia ada dalam diri yang tergerus kehidupan sehingga perlu dibangun. Oleh karena itu tanyakan kabar diri kita lebih sering jangan hanya sesekali.
Dilanjutkan dengan sesi kedua adalah Aku dan Keluargaku dengan Mbak Mawar Firdausi sebagai narasumber dan Mbak Ressy Laila sebagai perajut makna. Mbak Mawar sebagai seorang ibu dari 5 orang anak yang mendapat kesempatan untuk membersamai anak dan suami yang spesial, bagaimana ia berdamai dengan diri sendiri dan kembali pada aturan Allah dan Rasulullah dalam menentukan visi dan misi keluarga. Sebagai seorang entrepreneur, penulis, dan influencer, dengan melakukan komunikasi yang produktif bersama pasangan dan anak-anak membuatnya tidak jatuh saat ada badai menghantam keluarganya. Untuk menguatkan akar keluarga dimulai dari diri sendiri, yaitu dengan memahami dan menerima kelebihan serta kekurangan masing-masing karena Ibu yang terbaik bukan hanya yang berprestasi tetapi yang berusaha memperbaiki dan mengupgrade dirinya.
Sesi ketiga adalah Aku dan Komunitasku yang disampaikan oleh Mbak Alimah Fauzan dan Mbak Ratna Palupi sebagai perajut makna. Mbak Alimah adalah founder komunitas perempuan berkisah yang bertujuan untuk merangkul dan mendampingi para perempuan korban kekerasan berbasis gender. Berkolaborasi dengan berbagai lembaga dan sudah berbadan hukum dengan bantuan para relawan secara gratis dan inklusif. Harapan beliau bisa merangkul penyintas dengan melibatkan dalam kegiatan berdasarkan persetujuan mereka serta bisa terjun ke desa-desa untuk menginisiasi ruang aman dengan membentuk sekolah konselor sebaya. Tantangan bagi pergeranakan selalu ada, namun kita harus fokus pada mereka yang membutuhkan bantuan kita, saling bergandengan tangan, bukan fokus pada orang-orang yang meragukan kita.
Hari Kedua
Sesi perdana untuk hari kedua disampaikan oleh Ibu Mutiah Amini dengan judul Perempuan Bergerak Bidang Sosial Budaya dan Mbak Yesi Dwi Fitria sebagai perajut makna. Ibu Mutiah adalah penulis buku sejarah organisasi perempuan Indonesia (1928-1998) dan Dosen kaprodi sarjana sejarah UGM. Pentingnya memahami sejarah pergerakan perempuan adalah agar dapat berkaca pada kejadian yang terjadi di masa lalu untuk membangun kekuatan di masa depan. Isu-isu yang diperjuangkan sebagai akar gerakan perempuan adalah tentang perlindungan perempuan dan anak, Hari Ibu, Undang-Undang Perkawinan, dan Hak Pilih Perempuan. Isu tersebut sudah dimulai sejak tahun 1937 dan hingga sekarang masih terus diperjuangkan. Keberlanjutan perjuangan perempuan ada di tangan kita melalui hal yang sederhana dan dekat dengan keseharian kita yakni dengan mengeksplorasi kekuatan masing-masing untuk menjadi hebat di bidang masing-masing.
Sesi kedua adalah Aku dan Negaraku oleh Ibu Tri Mumpuni dan Mbak Dzikra I Ulya sebagai perajut makna. Ibu Tri Mumpuni adalah dewan pengarah BRIN dan ilmuwan pembangkit listrik tenaga mikro hidroelektrik. Beliau adalah sosok perempuan yang tangguh yang telah mendapatkan banyak penghargaan atas kontribusinya untuk negara dalam bidang teknologi. Dengan timnya, beliau mengunjungi desa-desa terpencil yang belum memiliki listrik lalu membangun pembangkit listrik dengan tenaga air. Menurut beliau, perempuan memiliki modal sosial yakni perhatian, cinta, dan berbagi sehingga dapat menjaga perdamaian dunia. Tingkatan manusia dibagi menjadi 5, manusia sederhana, kemudian menjadi menusia kompleks, lalu manusia kritis, dilanjutkan dengan manusia pejuang yang menyukai tantangan dan pada akhirnya menjadi manusia merdeka yang hanya takut kepada Tuhan dan bisa berkontribusi untuk negara. Pesan beliau agar para perempuan berjuang dimulai dari diri sendiri, harus memiliki endurance, selalu berbuat baik, menerima (acceptance) dan tidak menghakimi (non judgemental).
Sesi ketiga adalah Perempuan Bergerak di Bidang Pendidikan yang disampaikan oleh Ibu Guru Kembar (Ibu Rossy dan Ibu Rian) serta Mbak Hamidah Rina Mantiri sebagai perajut makna. Ibu guru kembar mendirikan sekolah Sanggar Kartini untuk anak-anak jalanan dan kurang mampu secara finansial. Dengan menerapkan value disiplin, jujur, ikhlas dan berbagi, ibu guru kembar mengajarkan berbagai ketrampilan hidup yang didapatkannya dari ibundanya. Mereka selalu bersemangat untuk berbagi ilmu dan ketrampilan meskipun banyak tantangan yang dihadapi seperti penggusuran sekolah, penipuan, dan pengajar yang tidak amanah. Murid-muridnya kini telah banyak yang menjadi orang sukses dengan berbagai profesi. Bagi seorang ibu haruslah teguh dan tidak malas. Selalu berbagi dan membekali anak-anak dengan akhlak, moral, kejujuran, adab dan keikhlasan.
Sesi terakhir yakni Perempuan Bergerak di Bidang Kesehatan oleh Dokter Prapti Utami dan Mbak Halida Umi Balkis sebagai perajut makna. Bermula dari ibundanya yang mengenalkannya pada obat-obatan herbal, berupa rimpang, jahe, kunyit, rempah, bawang merah serta bawang putih, dan lain-lain, Dokter Prapti memiliki impian untuk menyehatkan masyarakat dengan herbal. Beliau mengedukasi dengan story telling tentang sejarah herbal dan sudah diuji pada manusia serta melalui uji empiris keamanan agar masyarakat percaya. Beliau juga menulis beberapa buku tentang obat-obatan herbal. Pesan beliau untuk para perempuan adalah berani memutuskan untuk hidup sehat bagi keluarga dan berperan di masyarakat.
Hari Ketiga
Sesi perdana di hari ketiga adalah Aku dan Ekosistemku oleh Ibu Septi Peni Wulandani dan Pak Dodik Mariyanto serta Mbak Endang Prasdianti sebagai perajut makna. Sebagai foubder Ibu Profesional, Ibu Septi dan Bapak Dodik menyampaikan pesan-pesan yang menghangatkan hati. Dalam sebuah ekosistem terdiri dari berbagai populasi perempuan yang memiliki tujuan bersama, hubungan timbal balik, interaksi dan value yang sama. Ketika akar diri sudah kuat, bersentuhan dengan pihak luar maka tidak akan terombang-ambing ke sana ke mari. Mengalir namun tidak hanyut. Pahami masing-masing filosofi dalam pohon seperti apa kita ini? Agar nantinya kita tahu apa indikator kesuksesan kita. Ketika kita bersungguh-sungguh di dalam, maka akan keluar dengan keren. Tugas kita sebagai orang tua adalah membesarkan hati kita sendiri agar bisa menampung dinamika orang-orang di sekitar kita. Dari rumah akan lahir anak-anak yang merdeka, jika masing-masing ibu memerdekakan diri terlebih dahulu. Ibu profesional, dari rumah untuk Indonesia, menuju Ibu Profesional untuk dunia.
Sesi terakhir adalah Perempuan Bergerak : Bidang Ekonomi oleh Mbak Liris Maduningtyas dan Mbak Utami Sadikin sebagai perajut makna. Mbak Liris adalah CEO dan founder jala Tech, sebuah start up yang bergerak di bidang budidaya udang yang produktif dan inklusif. Indonesia sebagai negara ke-4 dunia yang memproduksi udang dan diekspor, sehingga merupakan suatu potensi yang bagus. Meskipun demikian tentu ada tantangan yang dialami para penambak udang, misalnya keterbatasan finansial, dan keterbatasan sumber daya dan informasi. Oleh karena itu, Jala Tech juga memfasilitasi penambak udang dengan teknologi digitalisasi melalui aplikasi untuk meningkatkan prroduktivitas dan akses finansial serta pasar. Motto beliau adalah "Don't stop! Don't quit! Don't die!"
Penutup
Konferensi Perempuan Indonesia Online menghasilkan banyak peta konsep yang dikirimkan oleh para peserta dari berbagai bidang. Peta konsep tersebut berisi tentang ide dan refleksi yang didapat selama tiga hari dan diharapkan dapat saling bersinergi. Ibu Septi dalam sesi ini juga menyampaikan sebuah refleksi yakni :
- Aku dan individu : Belajar dari pohon bambu yang pertumbuhannya lama karena harus menguatkan akarnya selama 5 tahun pertama. Jangan merasa tidak berkembang tetapi teruslah bergerak.
- Aku dan keluargaku : Jangan izinkan anak-anak tercerabut dari akar keluarganya.
- Aku dan komunitas : Tentang filosofi akar yang merupakan komitmen, pijakan dan value. Batang merupakan bakat, ranting adalah fisik dan daun adalah orang-orang yang berguguran.
- Aku dan ekosistem : Pohon dengan value yang sama, akarnya bertemu di dalam tanah.
Sangat dalam makna filosofi yang diusung dalam konferensi ini dan semoga dapat kita bawa dan terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Terima kasih banyak kepada para narasumber, perajut makna, juru bahasa isyarat dan panitia atas terselanggaranya acara ini. Konferensi Perempuan Indonesia 2023 ditutup oleh Ibu Septi Peni Wulandani sekaligus pembacaan Deklarasi dan pengumuman tema untuk tahun 2024 oleh Sekjen Ibu Profesional, Mbak Halida, yaitu "Sinergi Wujudkan Aksi."