Aku
bersyukur sekali bisa membelinya, membacanya dan yang paling penting, mengambil
banyak pelajaran di dalamnya. Dalam buku ini aku menemukan suatu kekuatan yang
memang menjadi tagline dari buku ini “Man shabara zhafira” : Siapa yang sabar
akan beruntung. Ya, seperti yang ditulis oleh Bang Fuadi bahwa ternyata
“mantra” Man jadda wajada saja tidak cukup untuk menghadapi kenyataan hidup
yang semakin keras ini. Perjalanan hidup Alif yang sangat berliku dan membutuhkan
perjuangan keras ini secara tidak langsung menggelitik hatiku, mempertanyakan
kekuatan tekadku, menyadarkanku bahwa apa yang aku lakukan saat ini masih
sangat jauh dibandingkan dengan apa yang telah ia lakukan. Dalam beberapa hal kami memiliki kesamaan (aku dan alif.red) Alif
suka menulis dan juga kegiatan jurnalistik, aku juga. Alif suka hal – hal
berbau bahasa , aku juga. Alif tidak pandai menari apalagi menyanyi, dan hey
aku juga. (-_-)!
Namun demikian
aku merasa malu pada sosok Alif. Diceritakan bahwa meskipun pada saat Alif
belum memiliki computer namun ia dapat membuktikan bahwa tulisannya berhak
muncul di media massa baik lokal maupun nasional. Dengan perjuangan yang tak
putus – putus walau putus asa kerap mengahadangnya saat berguru pada Bang
Togar, seniornya, Aku merasa malu. Saat ini boleh dikatakan aku telah memiliki
fasilitas yang cukup untuk menulis, namun takk satupun karyaku pernah menang
sayembara apalagi masuk media massa. Aku, yang kata orang yang aku sayangi,
kurang memiliki kekuatan dan kepercayaan yang kuat, begitu mudahnya merasa
lelah dan menyerah. Karakter Alif benar – benar membangunkan gelegak kekuatan
hati yang sempat mati suri dalam diriku. Yang paling menohok adalah saat
Alif mengeluh tak ada ide dan gairah menulis. Bang Togar mengatakan bahwa ia
sedang malas. Sampai akhirnya mereka tiba di tempat perkampungan kumuh berjuluk
“Rumah Sakit malas”. Dengan melihat perjuangan keras mereka, orang – orang tak
berpunya itu, rasa malas itupun sirna. Yeaahh..semoga bisa aku praktikkan untuk
mengatasi masalah klasikku selama ini.
Berbekal MAN JADDA WAJADA (Siapa yang bersungguh – sungguh
akan berhasil) dan MAN SHABARA ZHAFIRA (Siapa yang sabar akan beruntung) Alif
benar – benar berjuang menggapai impian masa kecilnya untuk menginjakkan kaki
di benua yang ditemukan oleh Columbus itu. Ketika semua orang menyangsikan
kemauan kerasnya, ia tertantang untuk membuktikan pada mereka bahwa dengan
berusaha keras, berdoa dan sabar ia mampu menggapainya.
Pendeskripsian tentang kegiatan mahasiswa di luar negri juga
sedikit memberikan pandangan buat kita yang mau belajar ke luar negri,
pencarian beasiswa, tinggal di rumah angkat, setting tempat yang “gue” banget.
Aku jadi ingin ke Kanada!! :D France….. Canada…I’m coming!!! ^^
Ehm… yang terakhir mengenai jodoh. Sakit banget kalau
ternyata kita kalah cepat dalam mengutarakan perasaan pada orang yang kita
cintai, apalagi kalahnya dengan sahabat sendiri. Olala…
Tapi dengan man shabara zhafira , Alif pun akhirnya
mendapatkan seorang istri yang benar – benar bisa menjadi partner hidupnya.Yang memiliki hobi dan passion yang sama. Mereka berkeliling dunia.. Sugooiiii :>
23042011
*ps : beberapa bulan kemudian aku bertemu dengan Bang Ahmad
Fuadi dalam acara talkshow di kampusku. Senang sekali rasanya bisa bertatap
muka langsung, mendapat banyak informasi tip dan trik mendapat beasiswa,
mendapat cerita pengalamannya, berfoto, mendapat tanda tangan serta berbincang
singkat dengannya. thanks God
No comments:
Post a Comment