Sebagai drama yang sama – sama
menganut aliran absurditas, jalan cerita dalam drama Ubu Roi dan Macbett agak
sulit dipahami, demikian juga dengan karakter para tokohnya. Namun dalam
keabsurditasan cerita tersebut dapat ditemukan sebuah perbandingan karakter
Pere Ubu dalam Ubu Roi dan Duncan dalam Macbett. Sebagai karakter yang sama –
sama berperan sebagai raja, Pere Ubu dan Duncan memiliki peranan yang cukup penting
dalam terbentuknya jalan cerita.
Pere Ubu memiliki karakter yang kejam,
kasar, rakus, dan semena – mena. Hal ini terlihat dalam dialog – dialognya Pere
Ubu dengan para noble yang cenderung menghakimi serta menghukum mereka satu –
persatu dengan semena – mena. Sedangkan
karakter Duncan dalam Macbett adalah seorang raja yang skeptis, sedikit naïf,
dan tidak menghargai hasil kerja keras bawahannya. Hal ini dapat dianalisis
dari dialognya dengan Banco. Pada awalnya ia tidak percaya dan menginginkan bukti
bahwa Glamiss telah dimakan ikan kemudian ia menolak keinginan Banco yang ingin
mendapat imbalan atas jasanya selama ini. Duncan memperlihatkan sikap seolah -
olah tidak tahu terima kasih.
Jika dikaitkan dengan surealisme,
terlebih dahulu kita harus memahami apa sebenarnya surealisme dalam drama dan
tujuannya. Drama surealis adalah drama yang menuntun sutradara menghasilkan hal
– hal ganjil yang tak masuk akal, kenyataan dibolak – balik semau penulis untuk
kepentingan penguatan pesan yang ingin disampaikan. Surealisme juga merupakan reaksi
dan perlawanan terhadap rasionalisme yang berpegang pada kebebasan berpikir dan
ekspresi atas realisasi dalam mimpi yang dihadirkan tanpa kontrol kesadaran.
Surealisme ini menampilkan ketidaksingkronan cerita yang menimbulkan kesan
kacau dan membingungkan. Kesan pertama yang ditangkap setelah membaca cuplikan
drama Ubu Roi dan Macbett ini adalah membingungkan. Di sinilah surealismenya
mulai tampak, di mana sikap dari Pere Ubu dan Duncan yang seharusnya
menampilkan sosok raja yang bersikap bijaksana dan dapat memberi contoh yang
baik pada rakyatnya justru menampilkan
sikap yang sebaliknya. Surealisme pada karakter Pere Ubu dapat dilihat pada
sikapnya terhadap para Noble : menghukum semua noble, baik yang bersalah maupun tidak. Hal ini
terlihat tidak rasional. Sedangkan pada
karakter Duncan dapat dilihat pada sikapnya yang seolah – olah tidak mempercayai
dan tidak menghargai Banco. Apa yang dipermasalahkannya tampak tak rasional. Ketidaksingkronan
tersebut seperti ingin menyampaikan pesan pada pembaca bahwa seorang raja
hanyalah orang biasa yang sangat mungkin berbuat kesalahan. Namun bisa jadi
pula, karakter – karakter tersebut merepresentasikan situasi kerajaan yang
terjadi pada masa karya tersebut dibuat.
Oleh : Anna Rakhmawati
0911130018
No comments:
Post a Comment