“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi
selama ia tdak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan sejarah. Menulis
adalah bekerja untuk keabadian” (Pramoedya Ananta Toer).
Menulis membebaskanku.
Membesarkanku. Memberanikanku. Aku menulis untuk membaca kehidupan. Aku menulis
untuk berkaca. Aku menulis untuk melepaskan air mata. Aku menulis untuk
menjadikanku manusia. Aku menulis untuk membunuh malam. Aku menulis untuk
memaknai hidup. Aku menulis untuk bersyukur. Aku menulis karena menulis
menyembuhkan. Aku menulis untuk merapikan masa lalu. Aku menulis karena kata -
kata bisa menguatkan. aku menulis untuk menggali hati nurani. Menulis adalah
meditasi. (Iwan Setyawan, Penulis
9S10A dan Ibuk)
Menulis adalah kegemaran sebagian besar orang. Bahkan kini menulis
telah menjadi profesi yang cukup menjanjikan. Banyak sekali penulis – penulis
terkenal yang menjadi millionaire sebagai efek dari buku – buku yang mereka
tulis terjual berjuta – juta kopi di seluruh dunia dan diterjemahkan ke dalam berbagai
macam bahasa, sebut saja J.K Rowling dengan serial Harry Potter nya atau
penulis Indonesia yang meledak dengan tetralogi Laskar Pelanginya, Andrea
Hirata. Apalagi setelah novel – novel best seller mereka difilmkan dan meraih
sukses serta keuntungan yang luar biasa. Wow! Siapa yang tak ingin seperti itu?
Semua orang pasti ingin. Produktif,
karya-karyanya diterima oleh masyarakat, terkenal dan juga kaya. Perlu kita
ingat, mereka tidak begitu saja tiba – tiba terkenal. Kerja keras dan
perjuangan mereka sangat besar, dan mereka layak untuk mendapatkan itu semua.
Sebenarnya kegigihan dan perjuangan mereka itulah yang mahal. Dan dari merekalah..para penulis – penulis besar
itu, aku belajar dan terinspirasi.
Aku menyukai
dunia tulis – menulis sejak SD. Pada saat itu, pelajaran yang aku sukai adalah
Bahasa Indonesia terutama pada bagian mengarang. Masih teringat jelas,
setelah liburan sekolah usai, guru Bahasa Indonesia ku memberi tugas untuk
membuat karangan tentang liburan sekolah. Saat itu, ceritaku masih sangat
sederhana, kalau tidak pergi ke rumah nenek di desa, ya liburan di rumah saja.
Maklum, ketika liburan sekolah, kedua orang tuaku harus bekerja, dan impian
liburan ke pantai, gunung, kota lain harus dikubur perlahan – perlahan. Namun
demikian aku senang, liburan di desa menjadi hal yang luar biasa untuk kukenang
saat ini. Berkumpul dengan kakek, nenek, saudara sepupu yang juga sama – sama
liburan, pergi ke sawah, sungai, berpetualang, mencari belalang, mendengarkan
dongeng dari kakek sebelum tidur. Ah.. indah sekali, dan tanpa kusadari, hal –
hal tersebut menjadi inspirasiku saat ini. ^^
Kegiatan menulis tak pernah terlepas dari kegiatan membaca. Membaca menjadi hobiku sejak aku bisa
mengeja kata. Aku sangat berterima kasih kepada guru TK ku, Bu Endang, Bu
Asmuda dan Bu Richanah yang telah mengenalkanku pada aksara. Tak lepas pula
peran Bapak dan Ibu yang selalu membelikanku majalah anak – anak dan buku –
buku dongeng yang full colour juga
permainan abjad yang menarik. Informasi dalam buku – buku tersebut memberiku
banyak wacana yang tersimpan di brain
storage yang sampai saat ini kugunakan sebagai amunisi untuk menulis. Sayang
kini semuanya sudah hilang satu per satu.
Usia tampaknya berpengaruh pada sumber bacaan dan pola pikir
kita. Masa – masa SD, buku – buku dongeng, fabel dan majalah anak – anak,
seperti Bobo, Mentari, Aku Anak saleh dan Ina lah yang menemaniku menghabiskan
waktu. Masa – masa SMP mulai membaca novel ringan seperti teenlit dan juga
serial Harry Potter yang membuat imajinasi semakin subur. Sejak saat itu aku
mulai untuk menulis diary. Dan aku sangat bersyukur, kebiasaanku menulis diary
ini membawa dampak baik di masa depan. Kemudian masa – masa SMA, sudah mengarah
pada novel – novel yang agak tebal seperti Tetralogi Laskar Pelangi, 5 cm, KCB, AAC dll. Dan kecintaanku pada karya
sastra semakin dalam dan tersalurkan semenjak aku menjadi siswa kelas Bahasa
SMAN 1 Malang. Di sini aku menemukan
keluarga yang juga mencintai membaca dan menulis. Apalagi saat di SMA ini, aku
mulai mengenal berbagai bahasa selain Indonesia dan Inggris. Ada mandarin,
perancis, jerman, arab dan jepang. Dan dari sinilah petualanganku di ranah
bahasa dan sastra dimulai yang nantinya aku berharap akan menjelajahi tanah
asal bahasa – bahasa tersebut.
Menginjak bangku
kuliah, aku senang sekali memiliki banyak teman pecinta sastra dan bahasa. Ya
aku menjadi mahasiswi Bahasa dan sastra Prancis. Kebiiasaan menulisku ini
banyak membantu dalam mengerjakan tugas – tugas yang diberikan dosen. Kegiatan
menuliskupun tak hanya seputar sastra. Sejak bergabung dengan Lembaga Pers
Mahasiswa Fakultas, aku belajar menulis berita, reportase, esai,
editing, dan layouting. Bergabung bersama orang – orang kritis dalam lembaga
ini sedikit demi sedikit mengubah pola pikirku untuk lebih analitis dan kritis.
Namun demikian, aku masih mempunyai ruang untuk menulis sastra ketika bergabung
dengan Komunitas Mata Pena. Sayangnya aku tidak dapat berkontribusi banyak di
sini karena di sisi lain aku mempunyai tanggung jawab dan kewajiban mengurus organisasi
lainnya.
Saat ini aku lebih menyukai karya – karya sastra yang
mengajak berpikir lebih, buku perjalanan, dan karya sastra yang mengandung
motivasi. Seperti serial supernova, buku – buku tere liye, buku – buku Dewi
Lestari, Fahd Djibran, dan lain – lain. Semua benar – benar menginspirasiku.
Apalagi setelah aku bergabung dalam goodreads. Jejaring sosial untuk para
pecinta buku. Di sana, kita bisa memberi
penilaian buku apa saja yang kita baca, mereviewnya, membaca synopsis buku yang
ingin kita baca, atau berdiskusi dengan para pecinta buku lainnya.
Kawan, pernahkah mendengar tentang teori motivasi, ketika
kita menginginkan sesuatu, kita harus bergerak menuju hal tersebut hingga
kemudian, semesta pun berkonspirasi untuk mewujudkannya. Ini nih lebih tepatnya
“And, when
you want something, all the universe conspires in helping you to achieve it.”
The Alchemist, page 23, by Paulo Coelho.
Nah, menjadi
seorang penulis buku adalah cita – citaku. Untuk menjadi seorang penulis aku
pun ingin bertemu dan menimba ilmu dari penulis – penulis dan seniman favoritku
yang karya – karyanya selalu bisa menginspirasiku untuk menulis. Beberapa di
antaranya tanpa kusadari telah terwujud dan aku bersyukur karenanya. Baik yang dipertemukan dalam suatu forum
kepenulisan atau hanya sekedar booksigning, hal tersebut merupakan suatu kebahagiaan
buatku. Aura positif mereka menular. Mereka adalah :
-
Habiburrahman
El Shirazy atau yang akrab disapa Kang Abik. Saat itu aku bertemu dengan beliau
dalam acara SMAN 3 Malang di aula skodam pada tahun 2008 dalam rangka bedah
buku Ayat – Ayat Cinta. Sayang sekali pada saat itu aku lupa membawa bukunya
untuk ditandatangani.
-
Afifah
afra, Penulis yang aktif di FLP ini kukenal lewat karya – karya islaminya yang
sering kubaca ketika SMP. Kami bertemu di FIB dan beliau diundang oleh
Kerohania Islam FIB (GenQ) pada 2009.
-
Boim
Lebon, penulis yang punya gaya penulisan kocak ini adalah penulis Lupus, novel
dan film kocak jaman SD. Kami dipertemukan dalam forum kepenulisan yang
diadakan oleh mahasiswa FPIK UB pada 2010. Dan lagi – lagi saya
lupa membawa bukunya untuk ditanda-tangani.. :(
-
Sujiwo
Tejo. Siapa yang tak kenal dengan seniman nyentrik ini ? Karya – karya dan
pemikirannya yang “nyleneh” membuatku harus berpikir dengan cerdas untuk
menelaahnya. Dan dari beliau aku belajar tentang khasanah budaya jawa
seperti wayang. Kami bertemu
dalam sarasehan budaya yang diselenggarakan oleh BEM FIB dalam rangkaian Parade
Budaya.
-
Ahmad
Fuadi. Penulis yang melambung namanya lewat kisah inspirasi Negeri 5 Menara ini
luar biasa. Semangat Man Jadda wa jada yang dijadikan tagline dalam karya –
karyanya ini mampu memotivasi para penikmatnya. Kami bertemu dan dalam seminar
yang diadakan oleh BEM FTP UB pada 2011. Di sini beliau banyak berbagi tentang
tips memperoleh beasiswa ke luar negeri. Beliau pernah mendapatkan 8 beasiswa
ke luar negeri. klik di sini
-
Dewi
Lestari. Bahagia sekali bertemu dengan penulis wanita multi-talented ini. Kami
bertemu di Gramedia Matos dalam acara booksigning Supernova Partikel pada 2012. Sudah lama sekali aku ingin bertemu dengan
beliau karena aku sangat terkesan dengan karya – karyanya. Sangat
menginspirasi. Dalam kesempatan ini tidak ada talkshow, hanya sesi booksigning
dan foto. Wow..sore itu hall gramedia dipenuhi oleh para penggemarnya. Selain itu,
beliau juga menyempatkan untuk menulis beberapa kata motivasi untuk ku :
dewi lestari and I :) |
pertikel's book signing |
-
Putu Wijaya. Seniman senior ini diundang oleh
BEM FIB UB dalam rangka parade Budaya 2012. Sebelum bertemu beliau, jujur saja
aku tak mengenal karya beliau. Hanya tahu namanya saja, jadi aku putuskan untuk
membaca salah satu novelnya sebelum datang ke acara sarasehan dengan beliau
malam itu. Benar – benar sarasehan yang menarik, hal ini pernah kusinggung
dalam klik di sini
-
Darwis Tere Liye. Penulis beberapa novel
best-seller ini pembawaannya santai dan low profile. Novel fenomenalnya yang
kemudian difilmkan adalah “Hafalan Surat Delisa”. Kami bertemu dalam forum
kepenulisan yang diadakan oleh LPM Diagnostika FK UB pada 2012. Dari beliau aku
banyak belajar tentang pemahaman dalam menulis. >> klik di sini
vera, aku, hiday dan tere liye |
Sebenarnya masih banyak penulis –
penulis yang ingin saya temui, seperti Andrea Hirata, Andre Budiman, Donny
Dirgantoro, Adenita, Tasaro GK, Iwan Setyawan dll. Semoga suatu saat bisa
bertemu dengan mereka atau bahkan aku juga ingin bisa bertemu dengan JK Rowling,
Paulo Coelho dan Christoper Paolini.
Yang jelas, buatku, menulis adalah berbagi, terapi dan juga prestasi. Semoga akan terwujud suatu hari nanti.Amiin ^^
07102012 @ 6.43 am
No comments:
Post a Comment