Monday, 18 February 2013

tentang kenangan

Kamu pasti tahu bagaimana rasanya sepi di antara keramaian, kan?

Kamu pasti hafal warna rindu dan aroma kecewa.

Bahkan sebelum kamu memulai merajut impianmu bersamanya.

Aku tahu.

Karena kamu selalu membahasakan apa yang kamu rasakan.

Bahkan, secara tak langsung kamu “melemparkan” ingatanku ke masa lalu. Bagai mesin waktu yang menderu-deru.  Mengobrak-abrik puzzle kenangan yang sudah kususun rapi dan kusegel agar tak pernah muncul lagi. Aku berusaha membunuhnya, kurasa. Seperti ingin hilang ingatan tentang masa lalu. Itu juga kah yang pernah kau rasa?

Namun akhirnya kusadari. Usahaku itu tak kan pernah berhasil. Semakin ingin kumelupakan tentang masa lalu, menghapusnya, kenangan itu semakin menyeruak. Menyita banyak ruang dalam otakku untuk hadir kembali dan membayangi hariku. 

Setiap sendirian, bayangan masa lalu itu mendekapku erat. Mewarnai perasaanku dengan warna kelabu. Semenit kemudian, air mata itu jatuh tanpa permisi. Dasar melankolis! Kurutuki diriku sendiri

Suara dalam hati berkata, “Berdamailah dengan masa lalu. Begitulah seharusnya agar kau mampu melangkah ke masa depan dengan langkah yang ringan.”

Hmmmm…..

Mengapa kenanganku begitu akrab dengan kenanganmu?

Mengapa saat bertemu denganmu untuk yang pertama kalinya, aku merasakannya.

Merasakan apa yang kau rasa. Merasakan kesepian itu lewat matamu. Lewat bahasamu. 

Apakah aku punya indera ke-6 ?

Apakah itu hanya firasatku?

Atau mungkin ke-soktau-anku?

Entahlah.

Namun aku yakin, Kita akan bertemu lagi. 

Jika Tuhan mengijinkan
Suatu hari nanti.
Agar kau tak lagi merasa sendiri.

18022013 ~ 08.49 am.