Monday, 23 December 2013

Fragmen Hujan Episode Halte Bis



Gerimis masih akrab dengan sore.
Mendung murung tak kunjung sirna.
Seorang anak laki-laki menyeberang halte terminal.  
Wajahnya lelah.
Tas ransel tersampir di pundaknya
Sepatu kets kaus kaki putih membungkus kakinya yang tertatih
Di tangannya, setoples uang logam terkumpul
Bergemerincing saling beradu
Ia berjalan terburu-buru
Menuju becak yang baru saja kutumpangi
Hujan masih turun
Wajah anak itu menandakan hal yang kontras
Ia tak seperti halnya yang terlihat
Ia orang dewasa yang terperangkap dalam raga anak-anak
Ia memaksa menaiki becak
Orang-orang di halte memperhatikannya
Pak becak terlihat enggan mengangkutnya
Pak becak memarahinya
Menyuruhnya turun
Ia tetap tak mau turun
Ia bersikeras untuk duduk
Pak becak mengatakan ia tak punya uang
Ia memberontak, “Aku punya uang”
Dikeluarkannya toples berisi uang logam itu
Pak becak masih tak mau
Ia bilang uang itu tak cukup untuk mengantarkannya
Ke tempat tujuan
Pak becak bersitegang dengan si anak
Beberapa orang membantu pak becak menurunkan si anak
Si anak, tak ada yang menolong
Usahanya bertahan sia-sia
Pak becak marah-marah dalam basah kuyup
ia memilih pergi mencari pelanggan lain
si anak ditinggalkan
ia berjalan sambil menggerutu
tak tentu
bis yang kutunggu datang
si anak menghilang
entah pergi ke mana
entah pulang ke mana
ia seorang diri
orang-orang tak ada yang mau mengerti
atau memilih untuk diam mengamati
mengasihani dalam hati
Dan hujan...
Ia masih saja terus turun
Bersama cerita yang terus bergulir

23122013

No comments:

Post a Comment