Pernahkah kau merasa
lelah melakukan hal-hal yang dulu pernah kau sukai dan kau anggap sebagai
passionmu? Pernahkah kau merasa bosan yang teramat sangat pada kehidupan
sehari-hari yang kau lalui? Pernahkah kau merasa kehilangan semangat karena
kemonotonan harian yang membuatmu merasa seperti robot?
Aku pernah!
Saat ini aku
merasakannya. Apa yang kulakukan sekarang tak pernah muncul dalam otak idelisku
dulu. Saat – saat di mana aku bekerja. Apakah semua orang yang bekerja akan
mengalami hal ini ? mengalami kebosanan yang sangat karena ritme dan
rutinitas harian yang sama dan berulang-ulang ? Ketika aku mengeluhkan ini, aku sering
dianggap kurang bersyukur, seharusnya aku bersyukur dengan apa yang aku lalui,
mendapatkan pekerjaan itu bagi sebagian orang bukanlah hal mudah, tapi aku yang
sekali ‘tembak’ langsung diterima, mengapa mudah sekali mengeluh ? Apakah
karena pekerjaan yang aku lalui sekarang tak sama dengan ekspektasi awalku ?
seharusnya, ya seharusnya aku tak mengeluh dan harus paham konsekuensi yang aku
dapatkan dari keputusanku untuk menjalani pekerjaan ini.
Berkali-kali
pikiran bosan, suntuk, dan yang buruk-buruk itu begentayangan di kepalaku,
berkali-kali pula berusaha kulawan dengan gelombang positif dan hal-hal yang
seharusnya aku syukuri. Namun entah mengapa, pikiran buruk itu seperti bahaya
laten, yang sewaktu-waktu dapat muncul kembali dan membuatku merasa berat
menjalani hari-hariku. Aku merasa tidak ‘bebas’. Orang tuaku selalu
membebaskanku memilih apapun, tentunya yang bertanggung jawab, karena mereka
yakin aku telah paham dengan resiko yang aku tanggung nantinya. Kenapa di sini aku seperti merasa ‘terkungkung’ ?
Apakah karena masalah tempat yang memang jauh dari pusat kota? Apakah karena
aku tak bisa bebas memilih untuk masa depanku? Apakah hari libur yang terlalu
dibatasi sehingga tidak bisa menyalurkan hobi travelingku? Yang jelas aku
merasa ‘hampa’. Terlihat sok sibuk, padahal tak banyak pekerjaan yang harus
kukerjakan. Kadang aku merasa ‘useless’, aku memang suka sekali merasa bahagia
jika dibutuhkan. Karena dengan itu aku jadi merasa bermanfaat. Apalagi tidak
ada seseorang yang spesial yang menyemangatiku, hmm.. (oke, lupakan). Keluar
dari pekerjaan sekarang? Rasanya tak akan mudah. Tak ada alasan yang bisa
mendukungku. Sebentar lagi juga akan program yang akan membuat hariku sibuk,
entah kapan. Lagipula aku juga tidak enak untuk ‘menghancurkan’ impian
direkturku yang sudah mulai bersinar lagi dengan kedatanganku di sini.
Well, sebenarnya
aku cukup kerasan di sini, teman kerja yang baik, murid-murid yang
menyenangkan, ibu direktur yang sangat baik dan dermawan, serta lingkungan religius
yang kondusif yang tak hanya memikirkan materi duniawi tetapi juga untuk
kepentingan setelah mati. Kata ibuku, aku tidak boleh egois. Hidup dengan
banyak orang membutuhkan tingkat kedewasaan yang tak hanya dinilai dari
bertambahnya umur saja, tetapi juga kedewasaan berpikir dan memahami sesama. Aku
harus bersabar dan menahan rasa egoisme. Masih banyak impian yang harus kukejar.
Memikirkan impianku terus-menerus memberikan 2 efek pada diriku. Pertama aku
merasa bahagia karena pikiranku sedikit terslimurkan kalo kata orang jawa,hehe.
Oleh karena itu aku juadi semakin termotivasi untuk menggapai impianku. Kedua,
aku merasa suntuk. Apalagi mengetahui dari jejaring sosial bahwa teman-temanku
telah mewujudkan cita-citanya dan telah melesat jauh dari terakhir kali
kubertemu mereka. Mungkin aku merasa iri, ya tentu saja. Aku bahkan kadang
menyalahkan diriku yang terdampar di sini. Entahlah.
Ya sudahlah, aku
memang harus bersabar. Jika memang ini adalah jalan yang harus aku tempuh untuk
mewujudkan impianku, semoga petunjukNya dan kasih sayangNya tak pernah habis
untukku dalam menelusuri jalan ini. Ketika aku ingin cerita saja, aku tak tahu
siapa yang akan kujadikan ‘tempat sampah’, oleh sebab itu aku menulis di sini.
Tak apa, begini terasa ringan, untuk mengacaukan pola harianku. Bagaimanapun
aku tak mau terjebak dalam zona nyaman. Semoga di sini aku dapat meningkatkan
prestasi di bulan Ramadhan yang beberapa tahun terakhir ini kurang ‘mengena’
buatku.
Bismillah.
Hari pertama
kerja di bulan Romadhon.
Penghujung Juni,
30062014.
No comments:
Post a Comment