Wednesday, 15 July 2015

Because of SCRABBLE


www.inmarketpro.com
Scrabble (n) : a board game in which players build up words from small lettered squares or tiles. (concise oxford dictionary)

For me scrabble is one of interesting game that we can play together with friends or family. My first experience in playing it was taught by my grandfather who used to be a great teacher. At that time my cousins and I were still in elementary school. We played in bahasa Indonesia and tried to make simple words from those scramble letters. I was so confused at first because of the rules and the scores. It was more complicated than playing monopoly, I thought, because we must count every letter we arrange. Every letter has its own score, but after more practices I did it. I was really happy when my Mom bought me magnetic scrabble. Wohooo.. I love it! Unfortunately, now I couldn’t play it anymore. It’s broken and the letters disappears somewhere else. Maybe, we can buy again, Mom? Hehe

Sometimes I won, sometimes I lost. It’s normal, it’s just a game. To be the winner, you should have strategy. We never know what scramble letters will be caught by our hands. Sometimes we get more consonants, more vowels or maybe more blank letters (Oh I love blank letters so much!) haha. Blank letters use for alternative letter as you want. With limited letters we should get more points, so we should know the scores on the board, whether our words pass ‘magic square’ which counts (double, triple letter) scores or (double, triple word) scores. Arrange your words wisely and beautifully! LOL   

Got Z and Q which has the biggest point (10) each letter? It will be your luck or maybe your disaster in the end of game. Why? Because if you can arrange word with those letters, you will get high scores moreover if your word passes the ‘magic square’, but if you can’t use it in your word till the game is over, your score will cut with the accumulation of unused letter. It’s really dangerous. :p

This hobby was not just a hobby when I participated in English scrabble competition for Junior High School student. This competition was held by Pioneer Conversation Club (PCC) of SMAN 1 Malang. Beside that, there are also quiz contest and storytelling contest. My friends who are expert in English participated in those contests. I was so happy together with them as a team from SMPN 1 Malang.

I still remembered the moment, at first round I against a student from other school. Alhamdulillah I won that round. In that round there were three judges, one as a counter, a timer and one who check the word in dictionary. They are students of SMAN 1 Malang. They are so kind and smart. I wanted to be like them. I said I want to go to this school after my graduation and they were so happy. “I wished you can be our junior and you should join us in this extracurricular, PCC,” said Mbak Fara, one of the judges. The other judges are guys, a handsome tall guy with glasses, just like Harry Potter and I named him ‘mas Harry Potter’ and also a guy with Chinese look. Unfortunately I didn’t know their names. Those two guys are also kind and funny. Since that time, I was the fans of mas harry potter and I promised myself to struggle hard on my final exam so that I can be the student of this school and join PCC and of course meet him again. LOL

The second day, I went to semifinal round. Oh my God.. I was so little upset. I had to play with my classmate. I wished we can meet in final round to get double trophy. Unfortunately, our chance to get the trophy is just for one place, it will be me or him. In this moment, I fell into dilemma. We promised to have fair play. Whoever the winner, both of us is the winner because we are one team.  I played my best. Do you know? I got ‘Z’ at the beginning. I was so worried and tried to find the chance to use it. And in the middle of game finally…. I got that chance. M-A-Z-E and triple word score! Whohooo… I felt so happy and little guilty though. Hihihi. I won that round and went to final round. Yippiiiee..

Shortly, I played with two students from other school; it seemed from favorite private school. I didn’t know why the pressure was lower than before. Actually they are smarter and in the end of game I got third place. Not bad! At least I could bring the trophy and prize for my school. (It was my last winning in the competition in school life =p)

Life sometimes is too hard to understand, and have you ever heard the phrase of Paulo Coelho in Alchemist?And, when you want something, all the universe conspires in helping you to achieve it.”


4 months later, I officially accepted as new student of SMAN 1 Malang, being part of Mitreka Satata big family and I did my promise to choose PCC as my extracurricular activity. It was the prize for me. Actually my desire to come in this school is because of language program of this school. Yes that program is the best in my town (proud of it :p). I will choose language class as my path in the future. And….of course It is also because my Mom is one of the alumni of this school. Hehehe… and the last reason is, because of my mas harry potter though I couldn’t meet him again in this school because he graduated in the same year I entered. *sigh*

I wished I can meet him in the annual inauguration ceremony of PCC. The alumni are invited on that occasion, but I never found him. Lately I knew that he was not the PCC member, he just helped his friends as a committee. Hmmm..

But…friends, life always gives us more surprises than we expected. Who knows if in my second year of joining PCC, I was being president of PCC (hey that was my first experience become a chief of an organization) and also the committee of the same competition as I participated before. So..you should be more careful if you want something. You will never know what surprises that wait for you in the future. I choose to dream and follow my path though I found it’s not as smooth as we plan. Still, God knows the best.  

Man proposes, God disposes


(It has been long time no write in English and I felt so awkward. Hihihi. After this I promised myself to write more regularly ^^v)

Malang, July 15th 2015




Monday, 6 July 2015

Roller coaster of Life. episode Juni

www.miadventure.com


Pernahkah Anda merasakan hidup Anda terlalu datar? Monoton? Monokrom? Ah..mungkin Anda butuh piknik (hehehehe)


Mungkin juga Anda butuh semacam life twist, chaos, yang akan mengobrak-abrik kenyamanan hidup yang selama ini terasa stagnan. Beberapa bulan lalu saya merasakan demikian. Bergumul dengan rutinitas yang berputar bak bianglala, konstan, ke atas lalu ke bawah dengan tenang, tak ada tantangan yang memacu adrenalin. Bersyukur mengalami kemudahan dan mendapat rezeki, namun siapa sangka bahwa kemudahan dan ketenangan tersebut justru membuatku terlena, kurang waspada, dan kurang hati-hati. Kenyataannya, tak ada samudera yang benar-benar tenang, karena samudera yang terlihat terlalu tenang seringkali membawa pertanda akan datangnya badai yang tak terduga-duga. Badai dalam hari-hari tenangku pun akhirnya menampakkan wajahnya.  Dan bianglala yang konstan itupun menjelma menjadi sebuah roller coaster.

Ketika berada di atas kita bisa tertawa, berteriak lepas, memandang ke segala arah dengan bebas dan merasa terbang. Namun apa yang terjadi ketika tiba-tiba Anda harus meluncur dari ketinggian sekian meter? Kalau saya sih merasa jantung ini mau copot, lepas dan agak takut menghadapi perubahan yang tiba-tiba ini.  Lalu tangan saya akan gemetaran dan rasanya ingin menangis. Tapi setelah itu rasanya lega sekali setelah permainan itu berakhir. Plooong.. Begitu pun hari-hari di bulan Juni ini.

Tak ada yang lebih bijak, dari hujan bulan Juni.Dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu.

Mengutip sebait puisi Hujan Bulan Juni karya Pak Sapardi, sastrawan favorit saya. Sungguh tepat nian bait ini untuk hati yang lelah, galau, suntuk, ragu-ragu dan gundah gulana.

Harapan saya sempat pupus di awal Juni ini. Harapan yang saya rajut dengan benang-benang optimis itu terburai satu per satu. Namun Allah Maha Baik, Ia tak membiarkan saya bersedih terlalu lama. Melalui sebuah buku tentang quantum Ikhlas yang saya pinjam dari seorang sahabat sungguh dapat menumbuhkan kembali gelombang-gelombang positif di pikiran saya. Di sinilah, praktik untuk ikhlas itu dituntut secara nyata dan bukannya hanya sebatas teori kata-kata saja. Saya bersyukur sekali memiliki banyak kawan dan sahabat yang tak hentinya menghibur saya dan meyakinkan saya bahwa harapan itu akan berbunga di musim yang tepat, mungkin bukan musim kemarau di bulan Juni ini, tapi di musim lain yang lebih bersahabat. Di situ saya belajar untuk lebih bijak dan tak terjebak dalam kesedihan.

Pertengahan Juni ini kami memulai puasa Ramadhan. Esensi ibadah puasa seperti yang telah kita pahami adalah tentang melatih kesabaran, di samping menahan lapar, haus dan hawa nafsu sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Bagaimana mungkin kita belajar tentang kesabaran jika tak ada ujiannya? Teringat lagi English proverb yang sering kali didengungkan oleh guru bahasa inggrisku saat SMA : Smooth sea never makes a good sailor.  Lautan yang tenang tak akan menghasilkan pelaut yang handal. Ujian kali ini cukup rumit, tak hanya untuk saya, tetapi juga untuk sahabat-sahabat saya. Seperti yang telah saya paparkan di awal, lautan yang tampak tenang bisa saja menjadi pertanda datangnya badai. Selama ini hubungan yang tercipta di antara saya dan orang yang berkonflik ini terlihat biasa saja, tak ada masalah yang terlihat, namun ternyata ia bagaikan bom waktu yang siap meledak kapan saja. Bom itu berupa perlakuan yang membuat saya muak. Tak perlulah kuceritakan di sini. Memang rasa kesal itu hanya bisa ku ekspresikan dengan air mata dan coretan pada sketch book ku, hingga tanganku gemetar. Begitulah caraku menyalurkan kekecewaanku. Semoga ia segera mendapat hidayahNya. Becik kethitik ala ketara. Perbuatan buruk sekecil apapun nantinya akan terlihat.

Saya mengalah, bukan berarti saya kalah atau menyerah. Jika bertahan justru akan menambah konflik dan keresahan batin, maka pergi adalah jalan keluarnya. Berpisah secara baik-baik dan memulai kebersamaan lain di tempat yang lain mungkin akan lebih baik bagi kedua belah pihak. Dan saya percaya, jarak dan waktu akan meredam api perseteruan yang terselubung itu. Dan sore itu......

Menjelang buka puasa, saat senja menghias langit dengan warna jingga, ungu, dan merah muda, kami berpamitan.  Mereka yang tak pernah mengira kami akan pergi, menangis sejadi-jadinya. Mereka kehilangan sosok kakak dan pembina yang telah mereka sematkan pada kami selama ini. Kekesalan kami, alasan kami pergi bukanlah pada mereka. Kami menyayangi mereka, kami ingin bersama mereka, namun keadaan lain mendesak kami untuk tak lagi bertahan. Sungguh! Perpisahan adalah salah satu hal yang paling kubenci. Siapalah di dunia ini yang tak bersedih menghadapi sebuah perpisahan? Air mata itu lagi-lagi membanjiri pipi kami. Sakit rasanya melihat adik-adik kami ini menangis, melarang kami pergi setelah kurang lebih 1,5 tahun bersama-sama setiap harinya, tapi kami bisa apa? Kami pergi tanpa menoleh lagi ke belakang. Selamat tinggal adik-adik asrama. Semoga kalian selalu dalam lindunganNya.

tim paduan suara SMP-SMA
tim tari saman SMP-SMA















If you're brave enough to say good bye, Life will reward you with a new hello (Paulo Coelho)


Jika kamu cukup berani untuk mengucapkan selamat tinggal, hidup akan memberimu hadiah berupa sebuah pertemuan yang baru.




Minggu-minggu terakhir bulan Juni saya dipertemukan dengan orang-orang yang telah menginspirasi saya hingga saat ini. Bertemu dengan guru favorit saya di SMA, guru bahasa Prancis saya yang pertama, para dosen saya yang selalu mensupport saya, kolega pengajar bahasa Prancis yang selalu membantu saya dan juga kawan-kawan saya di perkuliahan. Meski singkat pertemuan kami hari itu, namun memberi saya semangat bahwa masih banyak dan panjang yang harus saya perjuangkan untuk menjalani passion yang saya pilih sebagai jalan hidup. Kisah-kisah sukses mereka dan orang-orang yang mereka ceritakan membuat saya lebih termotivasi untuk merajut kembali harapan-harapan yang terburai. Menguatkan kembali pilihanku sebagai pengajar. Merci beaucoup.  Je vous aime  pour toujours. :)

kongres pengajar bahasa Prancis se-Jatim

bersama para guru dan dosen, my inspirator :)

avec Isabelle
Meski Juni hampir berakhir, lika-liku ini nampaknya juga usai. Perpisahan kembali hadir tanpa permisi. Kawan saya, sekaligus tutor saya, Isabelle pun harus meninggalkan Indonesia dan kembali ke Prancis. Masa magangnya telah berakhir. Teringat kembali perjuangan di bulan Februari-April bersamanya. Kami belajar tentang hal-hal baru untuk mengembangkan bahasa Prancis kami. Ia sangat antusias dalam membantu kami banyak hal. Saling berbagi dan bertukar pikiran. Dan kini ia kembali ke Marseille. Au revoir mon amie, sampai jumpa di Marseille.













sama mbak iin
Saya kira perpisahan itu sudah yang terakhir, namun ternyata tidak. Di penghujung Juni, lagi-lagi perpisahan itu nyata. Sahabat, kakak, kolega yang baru kukenal 2 bulan belakangan ini juga harus pulang dan memutuskan untuk tak kembali ke sini. Teringat saat-saat kami piknik bersama, saat kami bekerja bersama, saat kami bercerita-cerita sebelum tidur, tertawa dan menangis bersama menghadapi berbagai permasalahan, ah rasanya terlalu singkat kebersamaan kami itu. Namun kami tak bisa menahannya di sini. Semoga Mbak Iin sukses di sana. Jangan pernah lupakan kebersamaan yang singkat namun sangat bermakna ini.

empat sekawan (1)

empat sekawan (2)


It's been a long day without you my friend, and Ill tell you all about it when I see you again. Weve come a long way from where we began, Oh Ill tell you all about it when I see you again.

*Backsongnya tepat banget :(*

Kita tak akan pernah tahu betapa berartinya sebuah kebersamaan, sebelum kita mengenal perpisahan. Nikmati kebersamaan itu dengan sepenuh hati, agar tak ada penyesalan di akhir cerita. Selamat tinggal Juni, terima kasih untuk semua pelajaran berharga ini. Selamat menjalankan ibadah puasa.

Tak ada yang lebih bijak, dari hujan bulan Juni.
Dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu.




Selamat datang Juli, semoga tak ada lagi jejak kaki yang ragu-ragu di jalan itu. Sampai jumpa di musim selanjutnya. Ketika pucuk-pucuk ranting telah dihiasi dedaunan. 

Jombang, 050715