Saturday, 19 November 2016

Memetik Inspirasi di Kelas Inspirasi Malang 4


               
              Kelas Inspirasi Malang 4 ini merupakan kelas inspirasi kedua yang saya ikuti. Sebelumnya saya mengikuti KI di kota tempat saya bekerja, KI Jombang 3.  Saya sangat senang bisa menjadi bagian dari KI Malang karena dengan adanya KI Malang ini dapat menjadi wadah bagi saya untuk mengabdi pada kota kelahiran saya.  Saya yakin setiap kelas inspirasi memiliki keunikan dan ceritanya masing-masing. Untuk kali ini, tagline kami adalah "Memetik Inspirasi".


             Oleh karena itu, saya sangat bersyukur bisa dipertemukan dengan teman-teman relawan yang sebelumnya tak saling mengenal, hingga kemudian bisa menjadi sebuah keluarga karena memiliki kesamaan tujuan dan semangat untuk menginspirasi.    Rombel kami terdiri dari 5 pengajar yaitu saya, Kak Lauren, Kak Candy, Kak Nisa dan Kak Fitri. Selain itu juga ada 3 orang fasilitator, yakni Kak Aya, Kak Mila dan Kak Fajri. Tak lupa tim dokumentator didukung oleh Kak Hari, Kak Jeri, dan Kak Ilham.
foto bersama siswa dan guru-guru SDN Sumberpetung 3
               
             
                  Sebelum Hari Inspirasi, kami melalui hari briefing di pendopo kabupaten malang. Jujur saja saya baru kali ini masuk ke pendopo kabupaten, padahal selama ini seringkali hanya lewat di depan gerbangnya saja. Hehehe. Saat itu saya bersama dengan kawan satu rombel di KI Jombang, kak Nindia, namun kami berbeda rombel. Ada beberapa kawan saya di FIB yang juga mengikuti kegiatan ini, Yosua dan Annisa (adik kelas di sastra prancis) dan Fifi, sahabat saya di LPM Mimesis sekaligus yang memperkenalkan saya pada keberadaan Kelas Inspirasi :) Saya senang sekali setiap kali bertemu dengan orang baru, karena saat itu saya dapat belajar banyak dari pengalaman mereka dari beraneka ragam profesi dan latar belakang.
                 Mengenai lokasi sekolah, sebelumnya saya tak tahu di manakah letak SDN Sumberpetung 3 ini. Sekolah ini terletak di daerah Kalipare, dekat dengan waduk karangkates. Kami membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam untuk sampai tujuan dari pusat kota. Jalan yang kami lalui masih cukup bagus dan beraspal. Jam menunjukkan pukul 19.30 ketika kami sampai di lokasi setelah sempat tersesat karena kondisi jalan yang gelap. Beruntung kami mendapat tumpangan menginap di rumah salah satu guru, Bu Yuliati, yang sangat dekat dengan lokasi sekolah sehingga kami dapat mempersiapkan berbagai persiapan  untuk hari inspirasi keesokan harinya dengan baik.  Selain itu, kami juga saling mengakrabkan diri antar relawan supaya dapat bekerja sama pada saat hari inspirasi dengan lancar.  Kami memang sepakat tidak mengadakan kegiatan petik inspirasi karena kami baru dapat berangkat sore hari, menunggu personil kami yang datang dari luar kota.

upacara bendera
                Hari Inspirasi, 7 November 2016 adalah hari yang kami tunggu-tunggu. Kami disambut dengan hangat oleh Bapak Kepala sekolah, Pak Supriyadi, beserta bapak-ibu guru. Ada 7 guru yang mengajar di sekolah ini dan harus mengajar 125 anak dari kelas 1-6. Kegiatan kami dibuka dengan upacara bendera hari senin. Terharu rasanya melihat adik-adik belajar menjadi petugas upacara, mengingatkan saya pada masa-masa ketika saya SD, 15 tahun yang lalu. Setelah dipersilakan oleh bapak kepala sekolah, kami mulai menyapa adik-adik, mengenalkan jargon kelas inspirasi dan jargon untuk sekolah, memperkenalkan diri dan dilanjutkan dengan senam bersama (lagu chicken dance). Murid-murid tampak sangat antusias dan bersemangat. Setelah itu kami mulai masuk kelas masing-masing. Untuk urutan pertama saya mendapat kesempatan untuk mengajar murid kelas 6. Saya ajak ketua kelas untuk memimpin teman-temannya meneriakkan jargon dan yel-yel sekolah: “SDN Sumberpetung 3, mana semangatnya? Pasti bisa, harus bisa, luar biasaaa!!” Tentunya dengan gerakan tangan agar mereka lebih bersemangat. 

senam chicken dance dulu yuk
          Sebagai pengajar bahasa prancis, saya mulai memperkenalkan tentang peta dunia dan menanyakan di mana letak Negara Indonesia dan letak Negara Prancis, warna bendera masing-masing, icon landmark masing-masing (monas dan menara Eiffel), topi khas masing-masing (saya membawa topi khas prancis dan gambar orang-orang prancis dengan topi khasnya), makanan pokoknya, serta cara mengucapkan selamat pagi. Agar mereka semakin bersemangat, saya ajak untuk membentuk lingkaran dan menyanyikan lagu balonku untuk menentukan giliran pertama sebagai contoh untuk latihan mengucapakan kata “BONJOUR” (selamat pagi) dan MERCI (terima kasih). Sebagai apresiasi, saya berikan sticker dengan tulisan bonjour untuk anak-anak. Kemudian mereka berpasangan untuk belajar berdialog sederhana mempraktikkan 2 kata tersebut. Tampak mereka sangat senang, demikian juga dengan saya. Aktivitas tersebut saya terapkan pada kelas 4-6. Untuk kelas 3, aktivitas yang saya terapkan bukan latihan berdialog namun mewarnai gambar landmark. Saya beri pilihan menara Eiffel dan monas. Mereka dapat menyelesaikan dengan cepat dan sangat senang. Suatu hari semoga mereka bisa mendapat kesempatan untuk berkunjung ke sana. Sayang sekali, saya tidak berkesempatan mengajar kelas 1 dan 2 karena mereka sudah pulang.
bersama kelas 5
ceria bersama anak-anak kelas 3

                Hal yang dapat saya tekankan pada anak-anak adalah, mereka harus berani bermimpi dan memiliki cita-cita yang tinggi. Kebanyakan dari mereka bercita-cita pada umumnya seperti dokter, polisi, tentara, guru. Namun kini mereka dapat belajar mengenal ragam cita-cita lainnya, dalam rombel kami ada juga profesi akuntan, perawat, dosen elektro dan pegawai PT KAI. Mereka boleh saja nanti belajar atau bekerja di mana saja, namun jangan pernah lupa kembali ke Indonesia, khususnya ke desa mereka untuk membangun desa demi kemajuan negeri tercinta. Mereka juga menempelkan nametag dengan tulisan cita-cita berbentuk apel di pohon cita-cita yang telah kami sediakan. Semoga sedikit pengalamaan, ilmu, dan keceriaan yang kami dapat bagikan hari ini bisa bermanfaat kelak bagi masa depan mereka.  Hari inspirasi ditutup dengan sambutan dari kepala sekolah, dari relawan, penyerahan souvenir berupa bibit tanaman, menerbangkan origami cita-cita, bersalam-salaman serta berfoto bersama. Meski lelah kami sangat bahagia bisa berbagi dan menginspirasi anak-anak. Semangat dan antusiasme mereka juga menginspirasi kami agar lebih bersyukur dan lebih berusaha untuk memberi manfaat untuk negeri.  
             
pohon cita-cita
Calon pelukis muda Indonesia :)
             Tak hanya itu, kami juga mendapat oleh-oleh dari perbincangan bersama bapak-ibu guru yang telah mengabdi di sekolah ini puluhan tahun, bahkan sejak kami belum lahir. Sungguh luar biasa perjuangan beliau, bahkan ada beberapa guru yang harus merangkap mengajar beberapa mata pelajaran karena keterbatasan jumlah guru. Dedikasi mereka yang tak kenal lelah itu semoga dicatat sebagai amal yang tiada henti dan menjadi ilmu yang bermanfaat. Mereka pun tak lupa untuk mendoakan kami agar cita-cita kami tercapai.  Terima kasih Bapak-Ibu guru, terima kasih murid-murid SDN Sumberpetung 3, terima kasih para relawan semua dan tentu saja terima kasih Kelas Inspirasi Malang atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk terlibat dalam lingkaran positif ini. Semoga kegiatan ini selalu berlanjut dan banyak memberi manfaat bagi banyak pihak. 

Salam Inspirasi! 







suasana berpamitan


para relawan KI Malang 4


Bersama para relawan KI Malang 4 saat briefing

Cekrek dulu sebelum berpisah :) 



Kelas Inspirasi 3 Jombang (Kijo 3) Rombel 10


Saya pernah berjanji untuk menuliskan pengalaman saya bergabung dalam kelas inspirasi. Mengumpulkan mood untuk menulis memang tidak mudah bagi saya saat ini di sela-sela menyelesaikan pekerjaan. Namun izinkan saya menuangkan kembali sebelum memori yang seperti butiran pasir ini hilang ditiup angin rutinitas. Hehehe.

Persiapan H-1 menuju hari inspirasi yakni hari Minggu, 24 April 2016, kami berkumpul di RBGM atau Rumah Baca Gang Masjid yang terletak di sebelah Masjid Jami Jombang, Alun-alun Jombang. Dulu saya pernah mempunyai keinginan untuk mengunjungi rumah baca ini, namun baru kali ini bisa berkunjung, menyenangkan sekali ternyata. RBGM ini juga digunakan sebagai basecamp kawan-kawan Kijo untuk mempersiapkan segala kebutuhan pada hari Inspirasi nanti.

Setelah menunggu sana-sini, akhirnya rombel kami, rombel 10, yang saat itu terdiri dari saya, Kak Nindia, Kak Bastomi, Kak Winda, Kak Chia, Kak Ajeng, Kak Nur, dan Kak Iza berangkat menuju SDN Jarak 1 di kecamatan Wonosalam setelah solat Isya. Dengan mengendarai motor, kami ber-8 menembus gelap dan dinginnya malam seperti hendak mudik lebaran. Kanan-kiri-depan-belakang penuh dengan tas dan bawaan kebutuhan dan barang-barang yang akan kami bagikan besok paginya. Menurut teman-teman yang telah survey, medan menuju ke sana cukup sulit. Setelah melewati jalan utama, kami melewati pedesaan dan sawah-sawah yang saya yakin jika kami melewatinya saat hari terang maka kami akan menjumpai pemandangan yang segar dan menyejukkan. Apalagi saat itu bulan sedang purnama.  Syahdu!

Udara Desa Wonosalam yang cukup dingin, seperti di Batu, menyambut kami yang saat itu sudah lelah dan mengantuk. Setelah 2 jam, akhirnya kami sampai di sekolah tujuan, tentunya setelah melewati jalanan menanjak yang wow! Untungnya sih jalannya sudah beraspal, kalau tidak, mungkin kami akan kesulitan melewati jalanan makadam dengan membawa perlengkapan. Berada di sekolah SD malam-malam begini dan menginap di ruang UKS mengingatkan kembali kenangan saya saat mengikuti persami di SD beberapa tahun silam. Dan malam itu, kami tidak bisa langsung tidur. Selain karena udara terasa dingin menggigit, kami juga harus menyelesaikan persiapan untuk besok seperti menggunting stiker cita-cita, mempersiapkan barisan huruf, menata snack, makan malam, sembari mengobrol, hingga jarum jam menunjuk angka 1, saatnya kami untuk tidur. Mempersiapkan tenaga untuk besok pagi.

Menjelang subuh, udara semakin dingin saja. Alarm dari HP kami yang kehilangna sinyalnya gantian berdering. Kami dikejutkan oleh 2 orang laki-laki yang baru saja datang. Entah siapa dan dari mana. Kata teman-teman, ini relawan siluman hahaha. Setelah bercerita dengan heboh petualanganya untuk sampai ke sini, barulah kami paham. Mereka memperkenalkan diri sebagai mas Ichul dan Mas Henky. 2 orang ini adalah fotografer yang ‘menyelundup’ di rombel kami. Setelah kesasar hingga pucuk gunung, melewati ladang dan hutan, membuat heboh pemilik rumah karena kaget mendapat tamu tengah malam, akhirnya mereka sampai juga dengan selamat di SDN Jarak 1 ini. Kocak banget deh! :D

Senin, 25 April 2016
Akhirnya pagi ini datang juga. Hari Inspirasi untuk SDN Jarak 1 Wonosalam. Yeayy! Setelah bersiap-siap dan sarapan bekal kami semalam, kami pun melakukan briefing terlebih dahulu sambil menunggu kawan-kawan kami lainnya yang baru datang pagi itu. Setelah semua lengkap, briefing selesai dan kami masing-masing telah mengetahui job desc kami. Untuk relawan pengajar ada saya, Kak Yuli, Kak Mega, Kak Wiwin dan Kak Bastomy. Untuk fasilitator ada Kak Chia (koordinator rombel 10 nih^^), Kak Ajeng, Kak Iffa, Kak Winda, Kak Kuswanto, dan Kak Luqman. Kemudian untuk relawan dokumentator ada Kak Nur, Kak Nindia, Kak Iza, Kak Ichul dan Kak Henky.

Selamat hari Senin! Seperti senin yang biasa kami lalui saat bersekolah dulu, senin ini kami mengikuti upacara bendera memperingati Hari Kartini. Sesuai dengan tagline Hari Inspirasi kami : Semangat Kartini! Para petugas upacaranya pun terdiri dari para siswi SDN Jarak 1. Oh ya, selain siswa-siswi SD, upacara ini juga diikuti oleh siswa-siswi SMP, karena SDN Jarak 1 ini juga merupakan sekolah satu atap dengan SMP. Ada 2 bangunan yang terpisah. Bangunan utama digunakan untuk SMP dan SD kela 5-6. Sedangkan bangunan satunya yang untuk menuju ke sana kami harus melalui jalanan turunan, digunakan untuk SD kelas 1-4. Seperti biasa, saat lagu Indonesia Raya berkumandang, saya selalu merasa merinding, apalagi dinyanyikan oleh anak-anak.

Selesai upacara dan sebelum memulai kelas, kami mulai perkenalan bersama anak-anak SDN Jarak 1 di lapangan kecil. Para siswa dan relawan tampak sangat antusias dan bersemangat. Apalagi setelah dikumandangkan jargon kami, “Cerdas, ceria, meraih cita-cita! Kelas Inspirasi Jombang, Semangat Kartini!”

Untuk giliran pertama saya harus masuk ke kelas 6. Seperti biasa, saya sudah mempersiapkan semacam RPP sebelum mengajar, realisasinya memang tidak harus selalu sama  dengan rencana, namun setidaknya itu bisa mengurangi nervous dan blank saat pertengahan mengajar. Seru sekali ya mengajar anak-anak SD. Ini pengalaman pertama saya mengajar SD. Mereka cukup antusias walaupun ada beberapa yang masih malu-malu. Alhamdulillah sesi pertama berjalan dengan lancar. Setelah saya ajak pengenalan peta dunia dan bendera, saya ajak mereka berlatih dan berpasangan cara menyapa (bonjour : selamat pagi) dan berterima kasih (merci) dalam bahasa prancis. Mungkin masih terasa asing di telinga mereka, namun dari tawa canda mereka, saya yakin mereka bersemangat apalagi setelah mendapat stiker dengan tulisan “bonjour”.  Setelah itu saya masuk ke kelas 3. Mereka lebih ceria dan bersemangat. Saya masih ingat ada seorang anak yang cerdas dan wawasannya luas. Saat teman-teman lainnya belum tahu dia sudah tahu dan bisa menjawab dengan tegas. Tak lupa pula seorang anak perempuan yang menangis karena tidak mendapat pasangan untuk latihan berdialog. Saya dan Kak Iffah sudah berusaha menghiburnya namun sapai akhir sesi tak kunjung reda tangisnya. Duh saya jadi merasa bersalah kan:’)

Lain kelas lain cerita, sampailah saya mendarat di kelas 4. Anak-anak ini juga ceria dan antusias. Saat berpasangan, ada satu anak perempuan dan satu anak laki-laki yang tersisa. Raut wajah anak perempuan itu mulai menunjukkan ingin menangis karena tidak mau berpasangan dengan anak laki-laki. Segera saya ajak ke depan bersama saya agar dia tidak jadi menangis. Di situ saya belajar bahwa kegiatan berkelompok atau berpasangan untuk anak-anak SD bisa dibilang masalah yang sensitif, dan saya pun jadi teringat masa-masa SD. Ketika saya tak mendapat kelompok atau dikelompokkan dengan teman yang tidak saya sukai, saya sudah ingin menangis. Jika kita mengingat itu semua, kita dapat memaklumi dan memahami kondisi dan perasaan mereka dengan lebih baik.

Sampailah kami pada acara penutupan. Kami membuat spanduk yang ditempeli cap tangan anak-anak menggunakan cat. Warna-warni dan indah, namun membutuhkan ketelatenan dalam membimbing dan mengarahkan anak-anak yang sudah mulai lelah dan kepanasan di lapangan sekolah. Salut untuk semua relawan. Setelah memberikan kenang-kenangan untuk sekolah, kami pun foto bersama. Sungguh kebersamaan yang nantinya akan menjadi kenangan, baik bagi kami maupun bagi anak-anak. Semoga sedikit yang dapat kami bagikan saat ini bisa menginspirasi dan bermanfaat bagi masa depan mereka. Semoga mereka dapat meraih cita-cita yang diharapkan walaupun harus berhadapan dengan keterbatasan yang ada. Ada suatu kebahagiaan dan kelegaan bagi kami. Beraktivitas bersama mereka seperti member warna – warni keceriaan di antara deretan warna monoton rutinitas kami. Dan saya pun juga merasa terinspirasi dan belajar banyak dari kakak-kakak relawan yang lebih berpengalaman, yang telah membagi pengalamannya dan dapat bekerja sama dengan baik dan kompak. Terima kasih rombel 10, terima kasih SDN Jarak 1 Wonosalam, terima kasih Kelas Inspirasi Jombang 3. Sehari berbagi, selamanya menginspirasi. 

Salam inspirasi!  :)

Ceria Bersama para relawan dan siswa-siswi SDN Jarak 1 Wonosalam :D

Relawan rombel 10 

mengajar di kelas 6

aktivitas role play bersama siswa kelas 3

bersama siswa kelas 4


makan-makan sekaligus refleksi Kijo 3
dokumentasi foto : 
Abah Nurman ig : @mgsmultimedia / @nurmansyahdwicahyono