Apa yang bisa kita lakukan saat emosi menghadapi balita yang sedang tantrum? Dulu mungkin emosiku akan meledak-ledak, bahkan ikut tantrum. Namun sejak aku membaca buku tentang parenting, mengikuti kulzoom tentang self-care dan mindfulness, aku terapkan mindful breathing. Bernapas secara sadar dan mendalam. Ku praktikkan kembali apa yang kupelajari meski tidak selalu mudah. Menghela napas panjang, lalu menghembuskannya. Diulangi sebanyak 3 kali atau lebih sampai terasa membaik sambil memejamkan mata. Tak lupa istighfar. Astaghfirullah.
Kuingat dan kuulang lagi sesi bernapas saat mengikuti kelas yoga dulu. Baik prenatal gentle yoga maupun kelas yoga Jumat pagi. Sayangnya aku hanya sempat mengikuti dua kali pertemuan untuk kelas yoga Jumat pagi karena biaya. Memang tidak murah mengikuti kelas yoga offline. Saat kondisi finansial yang terbatas, pagi ini aku tergerak lagi untuk mengikuti sesi yoga dari youtube. Ternyata banyak sekali video yoga online bahkan sampai bingung mau pilih yang mana. Akhirnya aku mencoba video dari Sarahbeth tentang yoga for anxiety. Selain masih perlu meregulasi emosi aku juga kadang merasa anxiety terutama bila pertama kali menghadapi suatu hal baru atau overthinking. Memang belajar yoga melalui youtube lebih hemat praktis dan fleksibel, tetapi apabila ada kesalahan dalam gerakan tidak ada yang mengontrol. Ada baiknya bagi pemula, ikutilah kelas offline terlebih dahulu agar mengetahui gerakan-gerakan dasarnya yang benar.
Olah napas dengan tenang dan konsentrasi bagiku saat ini menjadi hal yang mewah, yang hanya bisa kulakukan saat anakku masih tidur. Bahkan menulis pun kulakukan saat anakku masih tidur dan kuusahakan selesai saat ia sudah bangun. Mengasuh balita yang aktif dan selalu mengikuti kita memang tantangan tersendiri. Ada kalanya aku ingin kabur sejenak untuk mengistirahatkan emosiku. Membujuk dan bernegosiasi dengan putriku saat ini membutuhkan energi dan menguras tangki emosiku. Namun saat ini yang bisa kulakukan hanyalah mindful breathing sambil mencari dan mengumpulkan serpihan kebahagiaan-kebahagiaan kecil dan mengapresiasinya. Lebih baik mengalirkan semua emosi dan cerita dalam tulisan untuk terapi daripada scrolling sosial media yang semakin menumbuhkan rasa iri pada mereka yang bersenang-senang liburan bersama teman atau keluarga while I just stay at home.
Once again, inhale. Exhale.
No comments:
Post a Comment