Friday, 28 July 2023

Review Buku : Midnight Library

 

Judul buku : The Midnight Library (Perpustakaan Tengah Malam)

Penulis :  Matt Haig

Kategori buku : Novel Fiksi

No. ISBN : 9786020649320

Halaman buku : 368 halaman

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tahun terbit : 2020


Buku The Midnight Library karya Penulis Matt Haig ini merupakan Goodreads Choice Awards 2020 Best Fiction. Awalnya aku pun memasukkan buku ini ke dalam daftar buku yang akan kubaca karena memiliki cover yang menarik dengan perpaduan warna biru dongker dengan gambar buku-buku kecil berwarna hijau. Tak disangka di akhir bulan Maret lalu, aku mendapatkan kiriman buku ini dari sahabatku yang kini melanjutkan kuliah S2 di Jerman. Aku senang sekali dan buku ini menjadi buku novel fiksi pertama yang kubaca di tahun ini setelah mengalami "reading slump" dan ternyata bisa membuatku lebih rajin membaca hingga tamat. 

Novel ini menceritakan tentang kehidupan Nora Seed, seorang perempuan muda yang tinggal di Bedford, Inggris, dan bekerja di sebuah toko. Nora merasa tidak nyaman, gelisah, depresi, dan frustrasi dengan kehidupannya saat itu. Ia merasa tidak sukses, tidak terkenal, memiliki keluarga yang broken home, gagal menikah dengan pacarnya, dan kucingnya mati. Di saat ia ingin mengakhiri hidupnya, ia mendapati dirinya berada di sebuah ruangan yang mirip dengan perpustakaan sekolahnya. Jam menunjukkan 00.00 dan ia bertemu dengan penjaga perpustakaan sekolahnya dulu. Dari situlah akhirnya Nora memiliki akses untuk mencoba menjalani berbagai macam kehidupan yang berbeda dengan kehidupan aslinya, seperti menjadi seorang atlet renang olimpiade, seorang vokalis band terkenal, menjadi seorang glasiolog di kutub utara, dan lain sebagainya. Ketika menjalani kehidupan-kehidupan tersebut, tiba-tiba saja ia bisa kembali ke perpustakaan tengah malam. Saat menjadi glasiolog ia juga bertemu dengan seseorang yang seperti dirinya, berpetualang dalam menjalani kehidupan yang bermacam-macam. Dari situlah ia mengetahui bahwa apa yang dialaminya itu ada hubungannya dengan fisika quantum. Hingga puncaknya ketika ia menjalani kehidupan sebagai seorang ibu dari anak perempuan yang lucu dan istri dari seorang dokter yang dikenalnya di kehidupan sebenarnya. Di titik itulah ia merasa tidak ingin kembali ke kehidupan asalnya dan ke perpustakaan tengah malam. Ia mulai merasa adanya sebuah tujuan hidup untuk melindungi keluarganya. Namun kenyataannya ia harus kembali dan menjalani kehidupan aslinya. Ia pun tersadar dan menemukan kembali tujuan hidupnya agar hidupnya lebih berarti. 

Novel ini sangat menarik karena memiliki penggambaran karakter tokoh utama yang kuat dan mempunyai deskripsi setting yang bagus. Konflik yang dihadirkan pun bervariasi. Novel science fiction dengan sentuhan filsafat ini mengingatkan saya pada novel-novel Jostein Gaarder yang filosofis dan agak abstrak. Namun Midnight Library berhasil membuat saya untuk tetap penasaran membaca dari bab ke bab berikutnya karena memiliki alur yang cukup cepat dan tidak bertele-tele. Untuk bahasa penerjemahan juga bagus dan mudah dipahami.

Di sisi lain, saya sarankan ketika membaca ini, pembaca dalam kondisi mental yang stabil dan tidak sedang mengalami depresi karena ada beberapa tindakan yang dapat mempengaruhi atau men-trigger mental pembaca. Kematangan berpikir juga penting bagi pembaca agar tidak mempengaruhi prinsip kita, karena adanya salah satu tokoh yang memiliki karakter yang  bertentangan dengan moral value kita sebagai muslim. Oleh karena itulah kita harus bijak dalam membaca buku terutama buku terjemahan. 

4 dari 5 bintang untuk rating buku ini. 


Thursday, 20 July 2023

Happy Swimming with Family

 Kolam renang Citra Garden Eco Club adalah salah satu kolam renang yang cocok untuk liburan keluarga di Kota Malang. Berlokasi di perumahan Citra Garden, Buring, kolam renang ini memiliki suasana yang nyaman, tenang, asri, dan udara yang sejuk. https://maps.app.goo.gl/MGVRJb9ezX5L3uuK7 


Harga tiket masuknya saat aku berkunjung ke sana sekitar bulan Juni 2023 adalah Rp 30.000 per orang. Sedangkan saat weekend Rp 40.000 per orang. Anak-anak yang memiliki tinggi badan di atas 80 cm dikenakan tiket dewasa. Saat itu, kami berenang pagi sekitar jam 9. Lumayan panas tapi tidak terlalu menyengat. Ada 2 kolam, yakni kolam anak dengan perosotan dan ember tumpah ala waterboom, sedangkan untuk kolam dewasa memiliki kedalaman sekitar 1,4 meter dan konsep infinity pool dengan pemandangan yang cantik. Banyak pepohonan dan deretan atap rumah perumahan yang berjajar rapi di bawah. Lokasinya yang berada di dataran yang lebih tinggi membuat udaranya lebih sejuk dan airnya terasa segar. Keponakan yang berusia 2 tahun merasa kedinginan, mungkin juga karena ini adalah pengalaman berenang pertamanya di kolam renang. Sedangkan anakku yang saat ini adalah pengalaman berenangnya yang kedua sepertinya merasa lebih enjoy. Ia lebih banyak bersama ayahnya saat berenang. Setelah puas bermain di kolam anak, ayahnya mengajaknya ke kolam renang dewasa agar lebih berani. Eh ternyata dia justru lebih senang dan excited saat diajak berenang di kolam dewasa. Aku yang semula menjadi fotografer untuk mereka, akhirnya juga ikut berenang setelah sekitar 4 tahun tidak pernah berenang lagi karena hamil, melahirkan, dan pandemi. Hmmm… rasanya segar banget seperti hidup kembali. Seperti biasa, untuk adaptasi awal cukup slulup-slulup hehehe… kemudian dilanjutkan dengan gaya bebas. Seru banget. Namun karena saat itu adalah hari jumat, kami tidak bisa berlama-lama karena suamiku dan adikku harus segera sholat Jumat. 


Untuk fasilitas toilet dan ruang bilas cukup banyak biliknya. Bersih dan bagus. Namun agak rempong juga saat membawa anak kecil dan tas bawaan, sementara gantungan untuk tas sangat terbatas. Oh ya, ruang bilasnya juga full music lho. Hiburan banget hehehe. 


Sementara itu, di sekitar kolam renang ada juga playground dan gazebo untuk istirahat dan menaruh tas dan barang-barang. Ada stand warung juga yang menjual gorengan, minuman, makanan, dan camilan. Namun kami tidak membeli di sana. Kami membawa bekal bakpao yang cukup dimasukkan ke dalam tas sehingga aman hehe. 


Salah satu ikon yang membuatku ingin mengabadikan dalam bentuk foto namun ternyata gagal adalah adanya model kastil yang digunakan untuk façade pintu masuk. Bagus banget. Kalau dilihat dari kejauhan mirip kastil di atas bukit. Untungnya kolam renang ini tidak terlalu jauh dari rumahku, hanya sekitar 10-15 menit lewat jalan tembusan hutan dan ladang. Kapan-kapan bisa ke sana lagi di waktu yang lebih longgar dan lebih lama. Tentu saja saat weekday, karena pasti rame banget di saat weekend dan harga tiket lebih mahal.