Sunday, 10 March 2024

Ngobrol Seru Bareng Penulis Okky Madasari

        Bagaimana rasanya saat mendapat kabar bahwa penulis buku yang kita baca dan review akan hadir di acara komunitas yang kita ikuti? Wah..excited banget! Kira-kira begitulah yang kurasakan saat komunitas Payung Literasi Malang mengadakan acara book party dengan bintang tamu penulis buku yang aku review saat book party perdana, yaitu Entrok (lihat di sini ). Ya, aku akan bertemu dengan Mbak Okky Madasari. Acara tersebut diselenggarakan pada hari Jumat, 1 Maret 2024, bertempat di Kapal Rooftop Sengkaling. Meskipun hujan turun dengan deras sore itu tetapi tidak menyurutkan niat kami untuk belajar dan berdiskusi bersama. 

dok. @payungliterasi.malang


        Book Party 3

        Acara diawali dengan diskusi tentang buku telah yang dibaca. Saat itu aku tidak membawa buku yang kubaca di challenge sebelumnya yaitu buku tentang perjalanan. Aku hanya membawa buku Mbak Okky yang berjudul Mata di Tanah Melus pernah kureview sebelumnya (klik di sini) dan Maryam. Akhirnya aku mempresentasikan buku Mata di Tanah Melus 2. Selalu menarik setiap mendengarkan teman-teman Payung Literasi Malang membahas buku-buku yang mereka baca. Selain itu kami juga bisa bertanya dan berdiskusi. Ada banyak insight menarik yang bisa kubawa sebagai oleh-oleh dan kadang kita juga bisa saling pinjam buku dari teman-teman tersebut. What a nice circle!..


        Diskusi Seputar Proses Kreatif Menulis 

dok.@payungliterasi.malang


        Usai berdiskusi bersama teman-teman, kami lanjut ngobrol bersama dengan Mbak Okky dan Mbak Naqi dari Payung Literasi Malang sebagai moderator. Tidak ada materi khusus yang disampaikan Mbak Okky. Diawali dengan pertanyaan-pertanyaan seputar buku Mbak Okky dan proses kreatif menulisnya, diskusi bergulir dengan seru. Berikut ini adalah beberapa poin yang sempat kucatat sebagai bekal untuk menulis fiksi dengan baik.
  • Dalam penulisan buku serial Mata, Mbak Okky menciptakan karakter dan riset yang mendalam. Bahkan beliau datang ke tempat yang digunakan sebagai setting latar cerita. Proses riset dan proses menulis berjalan bersama. Saat proses riset tersebut Mbak Okky juga menceritakan bahwa ia hanya pergi berdua dengan putrinya yang masih balita. Di sinilah tantangannya sebagai ibu dan penulis, yaitu harus bisa mengatur fokus, manajemen waktu, mengatur prioritas, dan terus konsisten. Untuk bisa terus menulis dan mengurus anak, ia memiliki jadwal rutin dan fokus yang baik. Tentu untuk mengatur fokus perlu latihan.
  • Untuk menciptakan karakter tokoh yang kuat dapat kita mulai dengan riset karakter orang-orang yang ada di sekitar kita. Dengan membuat karakter yang berbeda di setiap buku yang ditulis, pengalaman kita akan terelaborasi sehingga tidak menjadi monoton. 
  • Dengan memadukan imajinasi dan riset bisa jadi memiliki produk akhir yang berbeda dengan rencana sebelumnya. Tak mengapa karena cerita bisa terus berkembang. 
  • Ketika kita ingin mengangkat suatu isu atau kritik dalam tulisan, mulailah dengan mempertanyakan tentang hal-hal yang seakan-akan terlihat baik-baik saja namun ternyata memiliki masalah.
  • Apabila riset sudah dilakukan, maka kita dapat membuat narasi dan menunjukkan dalam adegan serta dialog agar lebih luwes. Menulis bagai melukis situasi supaya terasa menyatu dan dapat meyakinkan pembaca. 
  • Writer's block adalah mitos. Mengatasinya dapat dengan menonton film, baca buku, atau jalan-jalan untuk mendapatkan inspirasi.
  • Ciri khas karya seorang penulis dapat ditemukan jika telah memiliki beberapa karya/buku. Ada sesuatu yang konsisten berulang dan memiliki benang merah. Sebagai penulis pemula kadang kita tidak bisa lepas dari bayang-bayang penulis favorit tetapi seiring berjalannya waktu kita dapat menemukan ciri khas kita sendiri. 
  • Untuk memantik inspirasi dapat membaca berbagai ragam karya sastra yang sesuai dengan tulisan kita. Misalnya dalam penulisan novel entrok, Mbak Okky membaca Ronggeng Dukuh Paruk dan Para Priyayi
  • Tentang alih wahana, ketika buku dijadikan film atau diterjemahkan ke bahasa lain, itu sudah merupakan karya yang berbeda. Jadi tidak bisa benar-benar sama.
  • Keberanian adalah modal terbesar dalam menulis cerita agar cerita menjadi bagus dan memiliki karakter yang kuat. Jangan menyensor diri kita dalam menulis.
        Sungguh diskusi yang seru dan intimate. Biasanya aku mengikuti talkshow bersama penulis dengan peserta yang banyak dan tentu sulit untuk mengobrol lebih dekat dengan narasumber. Namun di acara ini aku sangat senang. Pertanyaan di kepalaku bisa tersampaikan dan menemukan jawabannya yang mencerahkan. Usai diskusi, Mbak Okky menandatangani buku-buku karya beliau yang kami bawa sore itu. Kami juga tak lupa berfoto bersama sebagai kenang-kenangan. Salah satu kebahagiaan pembaca adalah menemukan teman-teman yang juga suka membaca dan bertemu serta berdiskusi dengan penulis buku favorit. 
dok @payungliterasi.malang


          Penutup

                Terima kasih banyak Mbak Okky Madasari atas waktu dan ilmunya. Terima kasih banyak juga para panitia Payung Literasi Malang yang telah menyelenggarakan acara ini tapa dipungut biaya bahkan kami dapat kudapan, makan malam, dan minuman. Seneng banget aku. Perjalanan pulang rasanya hatiku penuh dan hangat meskipun udara semakin dingin dan hujan yang enggan mereda.

dok pribadi


No comments:

Post a Comment